Kamis, 23 Desember 2010

MENGOLAH PIKIRAN

Anda menjadi apa pun
yang Anda ijinkan untuk menjadi dominan
dalam pikiran dan perasaan Anda,
dan menjadi pewarna dari tindakan Anda.

...Maka berfokuslah pada yang membesarkan Anda.
Abaikan semua hal yang tidak memuliakan Anda.

Janganlah gunakan hati dan waktu Anda
untuk merisaukan yang tidak penting bagi kehidupan.

Putuskanlah untuk berbahagia.

Kebahagiaan adalah masalah keputusan.



Mario Teguh

Rabu, 22 Desember 2010

ADAB BERMUSYAWARAH

1. NIAT IKHLAS
"Tidaklah iman seseorang itu menjadi lurus hingga lurus hatinya. tidaklah lurus hatinya hingga lurus lisannya" (HR. Ahmad)

2. MULAI DARI KANAN
Dimulai dengan memohon izin dan bimbingan Allah dengan bacaan Basmallah, dan mengemukakan pendapat mulai dari kanan.

3. KENDALIKAN LISAN
Jika pendapat kita diterima ucapkan "Astaghfirullah Hal Adzim". Bila tidak diterima ucapkan "Hamdallah". Sedang apabila pembicaraan keluar dari konteks bahasan ingatkanlah dengan "Subhanallah".

4. JANGAN BERFATWA TANPA ILMU
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, pengetahuan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya" (QS. Al-Isra':36)

5. JANGAN MENDOMINASI
"Dan sesungguhnya orang yang paling Aku benci dan paling jauh majelisnya dari Ku pada hari kiamat adalah orang-orang yang berlebihan dalam bicara, yang suka mengungguli orang lain dengan perkataannya dan menunjukkan mulut besarnya dengan omongan untuk menampakkan kelebihan dihadapan orang lain" (HR.Ahmad & Tirmizi)

6. RENDAH HATI
"Wahai anakku: Jika engkau mengikuti pembicaraan ulama, hendaklah engkau lebih banyak mendengar daripada berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaimana engkau menjadi pembicara yang baik dan janganlah memotong pembicaraan meskipun panjang lebar, hingga ia menyelesaikannya sendiri". (Pesan Hasan bin Ali ra)

7. TIDAK (SELALU) SUARA TERBANYAK
Kebenaran tidak selalu dapat diukur dari suara terbanyak. Apalagi bila hal itu menyangkut keahlian, Rasulullah bersabda: "Bila urusan diserahkan pada yang bukan ahlinya, tunggulah kehancuran".

8. HINDARI PEMUSUHAN
Hindari perdebatab yang dibarengi permusuhan.

9. BUKAN PEMBANTAIAN
Musyawarah bukan kesempatan untuk membuka kelemahan orang lain, "Hindari sikap melampaui batas; membuka aib dan merendahkan sesama muslim" (QS.49: 11-12)

10. MEMAHAMI PERBEDAAN
Pendapat kami benar, namun memiliki kemungkinan salah dan pendapat orang lain salah namun memiliki kemungkinan benar". (Imam Abu Hanifah)
Hadist: "Bila ijtihad kita benar, kita akan dapat dua pahala, sebaliknya bila salah (juga) tetap akan dapat satu pahala"
===== Jadi terimalah hasil musyawarah =====

11. TUTUP DENGAN ISTIGFAR
"Subhanakalahumma rabbana Wabihambika asyahadu alla ilahaillah anta ashtaghiruka wa atuubu ilaik".


JIKA SESEORANG MENGHINDARI PERSELISIHAN SEKALIPUN IA BERADA DIPIHAK YANG BENAR MAKA ALLAH
MENYEDIAKAN TEMPAT YANG INDAH PULA DI PUNCAK SURGA YANG TINGGI (HADIST)

Jumat, 17 Desember 2010

TANAMAN SURGA

Aku ingin menanam pohon

Yang kuat akarnya

Rindang dahannya

Manis buahnya

Dan panjang umurnya



Aku berharap...

Anak-anak asuh P2AF tumbuh seperti pohon tsb

Keimannya kokoh kepada Allah

Sikapnya sejuk dan menaungi sesama

Manis dan panjang amalannya

 

Jumat, 03 Desember 2010

SAHABAT KECIL KU

Namanya Sella, Aku mengenalnya dari teman yang kebetulan bertugas mencacah keluarga penerima BLT. Sella tinggal bersama kedua orang tua dan dua adik perempuannya, dirumah yang berukuran 3 x 2 meter. Bisa dibayangkan ruangan sebesar itu untuk 5 orang. Disitulah ruang tamu, dapur dan kamar tidur. Keadaan ini yang membuat temanku "pegawai BPS" tersentuh dan tidak bisa melupakannya.

Saat itu Sella berumur sekitar 7 tahun kelas 1 SD. Ditempat lain anak sebesar ini masih dilayani; mandi dimandiin, makan disuapin. Tapi Sella, setelah pulang sekolah dia harus menjual opak (kerupuk ubi ukuran besar diatasnya diberi gula harganya Rp 500,-) dari jam 2 siang sampai 5 sore. Saat Kita tidur siang, atau menonton TV. Sella harus membawa bungkusan cukup besar berjalan sekitar 2 km di bawah terik matahari, hampir setiap Hari.

Pertama aku tidak percaya kalau dia bisa berjualan seperti itu. Lalu aku beri pertanyaan: ”kalau 6 opak berapa bayarnya?” Dengan cepat ia menjawab: "3.000”. Pertayaan lain Ku ajukan : ”kalau beli 5000 dapat berapa?”, Dia menjawab : ”10” .  Terus Ku coba dengan pertanyaan lain yang berhubungan dengan harga jual opak, dia selalu menjawab dengan cepat dan benar.

Penasaran aku. Pertanyaan Ku ganti : 7 + 8 berapa?
Sebelum menjawab dengan benar, Ela bengong..cukup lama.
Saat dia bengong itu, aku menyadari memang jawaban-jawaban yang diberikan sebelumnya adalah hasil dari pengalamannya menjual opak. Yakinlah aku bahwa Sella adalah Si Penjual Opak.

Betapa haru hatiku, anak sekecil ini harus menjalani hidup yang keras dan sudah harus membantu mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Tapi Sella selalu tersenyum, senyum khas anak kecil yang selalu bahagia, dan aku slalu ingin membuatnya tersenyum lebih ceria.

Oya.. Rumah Sella sekarang sudah cukup luas, pembangunannya dibantu oleh sebuah yayasan dengan kegiatan bernama “Rumah Kaget”. Penerangannyapun dibantu tetangga dengan gratis. InsyaAllah aku dan kawan2 dari Yayasan Peduli Pendidikan al-Falah (P2AF) akan memperhatikan dan membantu pendidikannya ke jenjang selanjutnya, kalau perlu sampai ke PT.


 
Syukuri apa yang kita miliki
karena di tempat lain
Ada yang tidak memilikinya.
Dan manfaatkan apa yang dimiliki
untuk membantu mereka yang kurang beruntung




Love For: Rahmah dan Rini.




Selasa, 30 November 2010

5 TIPE MANUSIA

Ternyata, derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Khairunnas anfa’uhum linnas", "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini seakan-akan mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauh mana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauh mana nilai manfaat diri ini?

Istilah Emha Ainun Nadjib-nya, tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunat, mubah, makruh, atau malah manusia haram?


Apa itu manusia wajib?

Manusia wajib ditandai jikalau keberadannya sangat dirindukan, sangat bermanfaat, perilakunya membuat hati orang di sekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang manusia wajib, diantaranya dia seorang pemalu, jarang mengganggu orang lain sehingga orang lain merasa aman darinya. Perilaku kesehariannya lebih banyak kebaikannya. Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada berbicara. Sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, dan sangat nikmat kalau berbuat kebaikan. Hari-harinya tidak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berterima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan mengendalikan diri, serta penuh kasih sayang.

Bukan kebiasaan bagi yang akhlaknya baik itu perilaku melaknat, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki, bakhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT, subhanallaah, demikian indah hidupnya.

Karenanya, siapapun di dekatnya pastilah akan tercuri hatinya. Kata-katanya akan senantiasa terngiang-ngiang. Keramahannya pun benar-benar menjadi penyejuk bagi hati yang sedang membara. Jikalau saja orang yang berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga qolbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh mamfaat. Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburat kepribadian yang baik pula.


Manusia Sunah
Orang yang sunah, keberadaannya bermanfaat, tetapi kalau pun tidak ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati lagi. Seperti halnya kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap masuk ke rongga qolbu siapapun.


Manusia Mubah
Orang yang mubah, ada tidak adanya tidak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya tidak membawa manfaat, tidak juga membawa mudharat.


Manusia Makruh
Adapun orang yang makruh, keberadannya justru membawa mudharat. Kalau dia tidak ada, tidak berpengaruh. Artinya kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang. Misalnya, ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang, tetapi ketika klakson dibunyikan tanda sang ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah.


Tipe Manusia Haram ???
Lain lagi dengan orang bertipe haram, keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jika dia pergi ke kantor, perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya.

Masya Allah, tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini apakah kita ini anak yang menguntungkan orang tua atau hanya jadi benalu saja?



Masyarakat merasa mendapat manfaat tidak dengan kehadiran kita?

Adanya kita di masyarakat sebagai manusia apa,
wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram?

Kenapa tiap kita masuk ruangan teman-teman malah pada menjauhi,
apakah karena perilaku sombong kita?


Kepada ibu-ibu, hendaknya tanyakan pada diri masing-masing,
apakah anak-anak kita sudah merasa bangga punya ibu seperti kita?
Punya mamfaat tidak kita ini?

Bagi ayah cobalah mengukur diri, saya ini seorang ayah atau gladiator?

Saya ini seorang pejabat atau seorang penjahat?

Kepada para mubaligh, harus bertanya,
benarkah kita menyampaikan kebenaran
atau hanya mencari penghargaan dan popularitas saja?


Kepada Guru, harus bertanya,
apakah kehadiran kita di kelas,
dinanti siswa dengan hati gembira
atau perasaan takut dan cemas?


Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini





Sumber : Tabloid MQ EDISI 01/TH.II/MEI 2001
Shared By Catatan Catatan Islami Pages

Jumat, 26 November 2010

KISAH TRAGIS DIBALIK "LAGU HYMNE GURU"


Siapa yang tak kenal lagu ini lirik himne guru berjudul Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, ini sangat sering terdengar di telinga kita. Masih terngiang betapa di era 1980-an, lagu ini sangat sering dinyanyikan di sekolah-sekolah. Sebab setiap upacara bendera pada hari Senin, lagu ini selalu dinyanyikan.

Istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” bahkan kemudian menjadi ikon yang disematkan kepada para guru. Siapa sangka bila “sang pahlawan” yang tanpa tanda jasa itu sejatinya dialami si pencipta lagu tersebut. Ya, Sartono, pencipta lagu yang juga guru itu di masa senjanya hidup dalam kesederhanaan. Laki- laki asal Madiun yang genap berusia 72 tahun, 29 Mei ini, tinggal rumah sederhana di Jalan Halmahera 98, Madiun.

Sejak ia mengajar musik di SMP Purna Karya Bhakti Madiun pada 1978, hingga “pensiun” pada 2002 lalu, Sartono tetap menyandang guru honorer. Ia tak punya gaji pensiunan, karena statusnya bukan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kawan-kawan sesama guru sempat membantu mengajukan dia menjadi PNS. “Katanya sih sering diajukan nama saya, tetapi sampai saya pensiun dari tugas sebagai guru, PNS untuk saya kok tidak datang juga,” kata Sartono.

Sartono memang minder dengan latar belakang pendidikannya yang tak tamat SMA. Ia mengajar di SMP Purna Karya Bhakti, yang belakangan lebih dikenal sebagai SMP Kristen Santo Bernadus, berbekal bakatnya di bidang musik. Sartono yang beragama Islam itu melamar di Santo Bernadus berbekal sertifikat pengalaman kerja di Lokananta, perusahan pembuat piringan hitam di Solo, Jawa Tengah.

Hidup serba dalam kesempitan, tak membuat Sartono meratapi nasib. Ia merasa terhibur, dengan kebersamaan dengan Damiyati, BA, 59 tahun, isterinya yang guru PNS. Damiyati dinikahi Sartono pada 1971. Dari pernikahan mereka belum jua dikaruniai anak. Sehingga mereka mengasuh dua orang keponakan. Damiyati yang juga guru, juga seniman biasa manggung bersama Ketoprak Siswo Budoyo Tulungagung, di masa mudanya.


Kehidupan sehari-harinya kini hanya dari pensiun istrinya yang tak lebih dari dari Rp 1 juta. Sartono sendiri kala masih aktif mengajar, gajinya pada akhir pengabdiannya sebagai guru seni musik cuma Rp 60.000 per bulan. “Gaji saya sangat rendah, bahkan mungkin paling rendah diantara guru-guru lainnya,” katanya mengenang masa lalunya.

Kala masih kuat, Sartono menambal periuk dapurnya dengan mengajar musik. Sepekan sekali, Sartono yang pandai bermain piano, gitar, dan saksofon, ini rutin mengajar kulintang di Perhutani Nganjuk, sekira 60 kilometer dari rumahnya di Madiun.


BERMULA DARI LOKANANTA

Jalan menjadi guru berawal dari kegemarannya bermain musik. Putra sulung dari lima bersaudara ini sebenarnya lahir dari keluarga cukup berada. Maklum, ayahnya R. Soepadi adalah Camat Lorog, Pacitan. Sartono kecil memang suka bermain musik secara otodidak. Namun, hidup nyaman tak bisa dirasakan berlama-lama. Ketika ia berusia 7 tahun, Jepang menduduki Indonesia. Ayahnya pun tak lagi menjabat camat.

Sartono, bersama empat adiknya, Sartini, Sartinah, Sarwono dan Sarsanti, tak bisa mengenyam pendidikan tinggi. Ia sendiri putus sekolah kala kelas dua di SMA Negeri 3 Surabaya.

Ia kemudian bekerja di Lokananta, perusahaan rekaman dan produsen piringan hitam. “Saya Lupa tahun berapa itu, tapi saya hanya bekerja selama dua tahun saja,” kata Sartono, yang mengaku sudah susah mengingat tahun.

Selepas kerja di Lokananta, Sartono bergabung dengan grup musik keroncong milik TNI AU di Madiun. Ia bersama kelompok musik tentara itu pernah penghibur tentara di Irian. “Di sana selama tiga bulan,” jelasnya.


DARI SECARIK KORAN

Ihwal penciptaan lagu himne guru itu boleh dibilang tak sengaja. Ketika itu, tahun 1980, Sartono tengah naik bis menuju Perhutani Nganjuk, untuk mengajar kulintang. Di perjalanan, secara tidak sengaja ia membaca di secarik koran, mengenai sayembara penciptaan lagu himne guru yang diselenggarakan Depdiknas. Hadiahnya besar untuk saat itu, Rp 750.000. Waktu yang tersisa dua pekan, untuk merampungkan lagu.

Sartono yang tak bisa membaca not balok ini, mulai tenggelam dalam kerja keras mengarang lagu saban harinya. “Saya mencermati betul seperti apa sebenarnya guru itu,” jelas Sartono sambil memulai membuat lagu itu.

Waktu sudah mepet, lagu belum juga jadi. Sartono pusing bukan kepalang. Syairnya masih amburadul. Pada hari pertama Hari Raya Idul Fitri, Sartono tidak keluar rumah. Ia bahkan tak turut beranjang sana mengantar istri dan dua keponakannya silaturrahmi ke orangtua dan sanak famili. “Saat itu kesempatan bagi saya untuk membuat lagu dan syair secara serius,” katanya. “Waktu itu saya merasa begitu lancar membuat lagu dan menulis syairnya.”

Awalnya, lirik yang ia ciptakan kepanjangan. Padahal, durasi lagu tak lebih dari empat menit. Sartono pun berkali- kali mengkajinya untuk mengetahui mana yang harus dibuang. “Karena panjang sekali, maka saya harus membuang beberapa syairnya,” jelas Sartono. Hingga muncullah istilah “pahlawan tanpa tanda jasa.”

“Guru itu juga pahlawan. Tetapi selepas mereka berbakti tak satu pun ada tanda jasa menempel pada mereka, seperti yang ada pada polisi atau tentara,” katanya.

Persoalan tak begitu saja beres. Lagu ada, Sartono kebingungan mengirimnya ke panitia lomba di Jakarta. Sebab ia tidak punya uang untuk biaya pengiriman via pos. “Akhirnya saya menjual jas untuk biaya pos,” katanya.

Sartono menang. “Hadiahnya berupa cek. Sesampainya di Madiun saya tukarkan dengan sepeda motor di salah satu dealer,” kata Sartono.


PENGHARGAAN MINIM

Lagunya melambung, Sartono tidak. Sang pencipta tetap saja menggeluti dunia mengajar sebagai guru honorer hingga “pensiun.” Kalaulah ada penghargaan selain hadiah mencipta lagu, “cuma” beberapa lembar piagam ucapan terimakasih. Nampak piagam berpigura dari Gubernur Jawa Timur Imam Utomo yang diberikan pada 2005. Pak Gubernur juga memberikan bantuan Rp 600.000, plus sebuah keyboard.

Piagam lainnya diberikan Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin pada 2000. Kemudian piagam dari Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo pada 2005, plus bantuan uang. “Isinya enam ratus ribu rupiah,” kata Sartono.

Tahun 2006 lalu, giliran Walikota Madiun yang dalam sepanjang sejarah baru kali ini memberikan perhatian kepadanya. “Pak Walikota menghadiahi saya sepeda motor Garuda,” kata Sartono seraya menunjuk sepeda motor pemberian Walikota Madiun.

Meski minim perhatian, Sartono tetaplah bangga, lagunya menjadi himne para guru. Pekerjaan yang dilakoninya selama 24 tahun. Pengabdian yang tak pendek bagi seorang pahlawan tanpa tanda jasa.


----------------------

BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI PARA PAHLAWANNYA..!!!

 
 
 
Sumber:

Kamis, 25 November 2010

ADA APA DENGAN HYMNE GURU???

Pada upacara peringatan hari Guru Nasional tadi pagi, saat tim paduan suara menyanyikan lagu "Hymne Guru", beberapa peserta upacara menggumamkan bahwa menurut yang mereka dengar dari pengawas sekolah, lagu tersebut sudah tidak boleh dinyanyikan. Kapan dan mengapa lagu tersebut tidak boleh dinyanyikan, mereka tidak tahu pasti. Kejadian ini membuat saya terinspirasi untuk menulis masalah tsb.

HYME GURU
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa



Permasalahan yang terdapat dalam lagu Hymne Guru terletak pada bait terakhir yaitu "tanpa tanda jasa". Guru selama ini dikenal dengan "pahlawan tanpa tanda jasa". Predikat ini menjadikan guru sebagai korban ketidakadilan dalam dunia pendidikan. Pahlawan tanpa tanda jasa, seolah-olah dimaknai dengan guru memang wajar jika tak mendapatkan balas jasa atas usahanya, atau minimal harus merasa cukup dengan balas jasa yang alakadarnya karena toh memang pahlawan tanpa tanda jasa.

Padahal makna hakiki dari “pahlawan tanpa tanda jasa” adalah bahwa jasa guru begitu besar sehingga tidak ada satu tanda jasapun yang sebanding untuk membalas jasa yang telah diberikannya. Untuk mengakhiri penderitaan guru maka sebuah langkah diambil.

Pada tanggal 8 November 2007, Sartono, sebagai pencipta Hymne Guru, disaksikan oleh Dirjen PMPTK Depdiknas, Dr. Fasli Jalal Ph. D dan Ketua Pengurus Besar PGRI HM. Rusli, telah menandatangani surat resmi tentang penggantian lirik terakhir dari Hymne Guru tersebut. Kata-kata “tanpa tanda jasa” diganti menjadi “pembangun insan cendekia”. Sehingga Hymne Guru tersebut diakhiri dengan “Engkau patriot pahlawan bangsa pembangun insan cendekia.”
Hal itu diperkuat dengan Surat Edaran Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Nomor : 447/Um/PB/XIX/2007 tanggal 27 November 2007, bahwa kata : “Pahlawan Bangsa Tanpa Tanda Jasa” diganti dengan kata “Pahlawan Bangsa Pembangun Insan Cendikia”.



Secara pribadi saya senang disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Rasanya pekerjaan ini dijalani dengan keikhlasan dan pengorbanannyapun menjadi lebih berarti. Sebesar apapun jasa yang diberikan pemerintah, tidak akan bisa membeli keikhlasan hati seorang guru untuk berkerja mencerdaskan anak-anak bangsa, sebab guru adalah panggilan jiwa.

Mereka yang memilih pekerjaan sebagai guru karena tidak ada pekerjaan lain atau gaji yang sekarang sudah besar atau semata karena ekonomi/money, tidak akan menjadi guru yang baik. Terkecuali ia merubah niatnya untuk menjadi guru sejati, yaitu; guru yang ikhlas bekerja, yang peduli pada kebaikan siswa, masyarakat dan bangsa. Tidak hanya menuntut "tanda jasa" tetapi slalu berharap "balas jasa" dari Tuhan-nya.

Ya Allah!
Jadikan aku guru sejati. Amin

MUHASABAH DI HARI GURU


Hari ini 25 Nopember 2010 diperingati sebagai Hari Guru Nasional ke-65. Awalnya saya tidak ingin mengikuti upacara peringatan yang diadakan di halaman kantor bupati Kabupaten Ketapang. Tetapi pada detik-detik terakhir timbul kesadaran, bahwa sekolah diliburkan hanya agar kami para guru bisa menghadiri kegiatan ini. Jika mengikuti upacara saja saya tidak mau, apakah bisa saya melakukan hal yang lebih besar lagi??? :(

Upacara tahun ini dan tahun2 sebelumnya tidak jauh berbeda. Mengatur barisan guru ternyata lebih sulit daripada barisan siswa. Jika siswa telah berbaris rapi, maka beberapa guru masih mengelompok dan tak bisa diatur. Berkali-kali panitia melalui pengeras suara meminta guru untuk segera memasuki barisan  yang telah ditentukan, tetap saja sampai upacara dimulai puluhan guru berpakaian seragam PGRI, lebih senang berdiri di bawah pohon di belakang barisan siswa daripada berbaris dalam barisannya. Astafirullah, kalau murid yang berbuat begini pasti sudah mendapat hukuman/teguran keras dari guru.

Jadi ingat upacara setiap hari senin di sekolah. Kesal skali jika murid2 tidak berbaris dengan rapi, ribut dan tidak mengikuti upacara dengan baik. Kehabisan akal rasanya untuk mendisiplinkan mereka dalam upacara, apalagi siswa kelas satu SD. Tetapi kalau dibandingkan dengan apa yang dilakukan oknum guru di atas, rasanya bisa dimaklumi perbuatan murid2 ku, karena mereka masih belajar bukan mengajar.

Wahai guru...!!!
Dimanapun dan kapanpun engkau berada
Engkau adalah seorang guru
Yang semua tindakanmu
Akan digugu dan ditiru

Maka, berkatalah yang baik
Berbuatlah yang baik
Agar murid dan masyarakat
hanya bisa meniru yang baik-baik
dan amalmupun dicatat sebagai kebaikan



renungan untuk diriku sendiri di hari guru.
terima kasih Tuhan, Engkau telah memilihku menjadi seorang guru.
tidak hanya mendapat keuntungan secara finansial
juga kesempatan untuk membentuk masyarakat
terutama murid2ku tercinta.
Tuhan,,, kuatkanlah aku memikul amanah ini.




Selasa, 16 November 2010

9 BUNDARAN DI KETAPANG

Saat pertama kali menginjak Kota Ketapang, seorang teman dari pulau Jawa berkata, "Ketapang itu banyak bundarannya". Tetapi beberapa tahun kedepan, mungkin bundaran2 ini akan dihancurkan, sebab saat ini perannya sudah mulai digantikan oleh "lampu lalulintas".
  
  Bundaran "ALE-ALE" titik 0 km


Bundaran "Agoes Djam"
















Sekilas tampak mirip, bentuk bangunan adat melayu.
Jika nanti, peranmu diambil alih penuh oleh "Lampu Lalulintas",
engkau pernah jadi bagian dari Kota ini.

Senin, 15 November 2010

MANFAAT SERTIFIKASI GURU

Kamis, 15 Nopember 2010. Hari yang sangat berharga bagi umat Islam, karena pada hari ini jemaah haji sedang wukuf di Arafah dan umat Islam di seluruh dunia menjalankan puasa sunah arafah. Dengan puasa arafah, Allah SWT menjanjikan ampunan dosa tahun lalu dan tahun mendatang bagi yang mengerjakannya.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :


صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ، وَ السَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ

“Puasa pada hari ‘Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapuskan (dengannya)
dosa-dosa pada tahun lalu dan tahun yang akan datang”.
 
 
 
Selain itu, bagiku hari ini tahap baru dalam hidup. Jika besok mendapat ijin dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang, maka minggu depan aku akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan matematika yang diadakan oleh Surya Institute selama 2 bulan.
 
Aku bukan seorang petualang yang senang berpergian. Aku tipe rumahan, sehingga keberangkatan yang cukup lama ini membuatku sedikit khawatir meninggalakan rumah dan ayah sendirian. 
 
Terlebih lagi pelatihan yang sebenanya gratis hanya perlu biaya penginapan, makan dan transport memelukan dana yang cukup besar, sekitar 10-15 juta ku pikir harus dipersiapkan. Sementara aku tidak bisa menuntut dinas pendidikan untuk membiayainya karena ide ini datangnya dari diriku sendiri. Tapi aku yakin/berharap pihak dinas tidak akan tinggal diam.
 
Dalam keraguan, aku mencoba berkonsultasi dengan seorang kenalan, yang walaupun baru ku kenal rasanya sudah sangat dekat. Beliau ku pilih sebagai tempat konsultasi karena enak diajak bicara tentunya, juga merupakan kepala keluarga dari keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan istri dan anak2nya. Dan beliau juga atasanku di dinas pendidikan tepatnya Kasi Kurikulum, tentu beliau tahu banyak tenang prosedur ijin mengikuti pelatihan.
 
Ada satu perkataan beliau yang sangat berkesan:
"biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan ini anggaplah uang sertifikasi yang dikembalikan kepada rakyat, karena tujuan diberikannya uang sertifikasi kepada guru salah satunya untuk digunakan sebagai modal peningkatkan kompetensi guru, sehingga guru menjadi profesional dalam menjalankan tugasnya."
 
Dari awalpun niatku mengikuti pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuanku dalam mengajar matematika, agar bisa memberikan yang terbaik bagi siswa. Aku tidak ingin menjadi guru yang hanya menghalalkan gaji; guru yang hanya datang mengajar tanpa melihat hasil dari apa yang diajarankannya.
 
Aku juga percaya, jika kita menyempurnakan pekerjaan yang telah diamanahkan, maka Allah SWT akan meridhai niat kita untuk melakukan yang terbaik demi kebaikan semua orang. Semoga Allah SWT memberkahi ku dengan Rahmat dan Perlindunganya. Meluruskan niatku, sehingga apa yang dijalani ini menambah catatan amalku kelak di akhirat. Amin

Minggu, 07 November 2010

PILOT CANTIK TANPA TANGAN


Jessica Cox, demikianlah namanya, dilahirkan tanpa tangan di Arizona, Amerika Serikat. Dia bisa melakukan apa saja yg orang normal bisa. Dia bisa menulis, menyupir, mengetik, merebut sabuk hitam tae-kwan-doo, bahkan menerbangkan pesawat.





Jessica Cox berhasil mendapatkan ijin/ lisensi untuk menerbangkan pesawat dan dia merupakan pilot pertama yg berlisensi untuk menerbangkan pesawat dengan kaki.






Ketika baru belajar menyupir, mobil Jessical dimodifikasi agar sesuai dengan keterbatasannya. Akan tetapi, setelah itu, Jessica membuka semua modifikasi tersebut dan menyupir tanpa nya. Dia memegang SIM tanpa pengecualian seperti layaknya pemegang SIM yg lain.




Di umur 10 tahun, Jessica mulai belajar Tae-Kwan Do dan dia berhasil mendapatkan sabuk hitam pada saat dia berumur 14 tahun. Dia kemudian bergabung lagi di Tae-Kwan-Do saat dia kuliah, dan berhasil mendapatkan sabuk hitam untuk kedua kalinya.



" Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS 2:216)




Bagi orang tua dan guru, pelajaran yang bisa diambil dari kehidupan Jessica sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh pakar pendidik anak-anak dalam buku (children learn what oney live);

Bila anak sering dikritik, dia belajar mengumpat
Bila anak sering dikasari, dia belajar berkelahi
Bila anak sering diejek, dia belajar pemalu
Bila anak sering dipermalukan, dia belajar merasa bersalah

Bila anak sering dimaklumi, dia belajar menjadi sabar
Bila anak sering disayangi, dia belajar menghargai
Bila anak diterima dan diakrabi, dia akan menemui cinta.





Sumber:

Sabtu, 06 November 2010

DEMI WAKTU

Sahabat saya, katakanlah:

Wahai Subuh,
dalam keindahanmu
aku dibuat mengerti,

...bahwa cara terbaik untuk
memperpanjang waktu,
bukanlah mengulur batas waktu,
tetapi menyegerakan waktu mulai.

Semakin segera aku memulai,
akan semakin panjang waktuku,
dan dengannya semakin banyak
yang dapat kuselesaikan.

Aku menjadi
bukan karena yang kurencanakan,
tetapi karena yang kuselesaikan.

Tuhan, kayakanlah hidup kami.
Amien


Mario Teguh

Jumat, 05 November 2010

LAUT TERBELAH DUA "MOSES MIRACLE"

Ini adalah penomena alam yang paling mengagumkan di Korea Selatan yang dinamakan "Moses Miracle", dua kali setahun terjadi air surut, terbuka suatu alur daratan sepanjang 2.8 kilometer dan lebar 40 meter yang menghubungkan pulau Jindo dan Modo selama beberapa jam. Fenomena terjadi karena perubahan kepekatan air laut.








Suatu festival diadakan untuk mengingatkan kejadian alam
dan dihadiri orang-orang dari segala penjuru dunia ini.


Bagaimanapun kejadian alam ini belum begitu diketahui sampai tahun 1975,
ketika Mr. Pierre Randi duta besar Perancis untuk negara Korea berkunjung kemari
dan menghebahkannya di surat khabar Perancis.





Sungguh sangat besar kekuasaan Tuhan,
banyak penomena alam yang membuat manusia tercengang.
Ini adalah cara Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada manusia
agar mau percaya dan beriman, bagi yang mau berpikir.

"Bacalah... dengan menyebut nama Tuhan mu"


Semoga menambah keimanan kita.


sumber: http://www.lintasberita.com/go/815529

Minggu, 31 Oktober 2010

PERAN SERTA MASYARAKAT


Pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Dukungan orang tua dan masyarakat sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan. Peran serta tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 7 tingkatan, yang dimulai dari tingkat terendah ke tingkat yang lebih tinggi. Tingkat tersebut terinci sebagai berikut:

1. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis PSM ini adalah jenis yang paling umum. Masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah dengan memasukkan anak ke sekolah.

2. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada PSM jenis ini, masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang dan/atau tenaga.

3. Peran serta secara pasif. Artinya, menyetujui dan menerima apa yang diputuskan oleh pihak sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah memutuskan agar oran tua membayar iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orang tua menerima keputusan tersebut dengan mematuhinya.

4. Peran serta melalui adanya konsultasi. Orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi tetang maslah pembelajaran yang dialami anaknya.

5. Peran serta dalam pelayanan. Orang tua/masyarakat terlibat dalam kegiatan sekolah, misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada studi banding, kegiatan pramuka, kegiatan keagamaan, dsb.

6. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan/dilimpahkan. Misalnya, sekolah meminta orang tua/masyarakat untuk memberikan penyeluhan pentingnya pendidikan, masalah jender, gizi, dsb. Dapat juga berpartisipasi dalam mencatat anak usia sekolah di lingkungannya agar sekolah siap menampungnya, menjadi nara sumber, guru bantu, dsb.

7. Peran serta dalam mengambil keputusan. Orang tua/masyarakat terlibat dalam pembahasan masalah pendidikan (baik akademis maupun non akademis) dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam rencana pengembangan sekolah.

(sumber: Peran Serta Masyarakat oleh Widyaiswara LPMP Kal-Bar)


MY OPINI

Tidak dapat dipungkiri bahwa peran serta orang tua/masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat dibutuhkan. Tetapi selama ini peran serta masyarakat yang diminta pihak sekolah masih terbatas pada soal dana: uang gedung, uang bangku, membangun mushola, lokal, laboratorium, dsb.

Ketika peran serta ini dilaksanakan, dibeberapa sekolah saya merasa ketidakadilan berlaku pada siswa miskin. Pengalaman pribadi, "surat miskin" yang ditunjukkan siswa sebagai permohonan untuk diberi keringan iuran komite/uang gedung, tidak ditanggapi pihak sekolah dengan baik. Bagi sekolah semua siswa apapun keadaan ekonominya harus membayar iuran komite/uang gedung tsb dengan jumlah yang sama. Keadaan ini membuat sekolah menjadi lingkungan yang tidak kondusif bagi orang miskin.

Beberapa pelajar yang saya kenal, tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA karena khawatir tidak bisa membayar uang masuk, untuk sekolah negeri saja di Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat tahun 2010 jumlahnya berkisar antara 1,5 - 2 juta rupiah. Sedangkan beberapa pelajar yang lain bisa melanjutkan karena bantuan dari yayasan.

Marah dan kesal pada pihak sekolah tsb saya rasakan. Apalagi jika teringat anak didik saya yang harus putus sekolah tsb. Sedih dan tidak tega rasanya, seakan kita merenggut kesempatan mereka untuk merasakan indahnya duduk/pengalaman di bangku SMA.


SOLUSI

Tidak bisa dinampikan bahwa di dunia ini ada si miskin dan si kaya, dan apapun status sosial dan ekonominya, mereka berhak mendapat pendidikan yang layak, terlebih bagi siswa miskin agar bisa memperbaiki taraf hidupnya. Bagi siswa miskin, jika sekolah negeri saja mahal kemana lagi mereka harus bersekolah??????

Jika memang sekolah negeri sangat membutuhkan partisipasi orang tua/masyarakat dalam membangun fisik sekolah maka bisa dilakukan dengan "subsidi silang". Caranya:

1. Jika ada siswa yang mengajukan permohonan keringan iuran komite dengan membawa "surat miskin" hendaknya pihak sekolah menanggapi dengan serius.

2. Berdasarkan "surat miskin" tsb, sekolah mengutus guru/ pihak komite untuk mengecek langsung ke lapangan/rumah siswa tsb, memastikan kondisi ekonominya.

3. Jika pantas dibantu, maka pihak sekolah/komite mencarikan donatur dari wali murid yang kondisi ekonominya tergolong mampu/kaya.

4. Untuk satu siswa miskin, bisa dibantu oleh lebih dari satu donatur tergantung kesediaan para donatur tsb, yang penting siswa miskin tsb bisa bebas dari iuran gedung yang telah ditetapkan dalam rapat komite sebelumnya.

5. Siswa miskin yang telah dibantu diminta untuk mencapai prestasi terbaik sehingga pihak sekolah memberikan lagi imbalan mungkin dengan membebaskannya dari iuran komite bulanan, dsb.



Jadikanlah sekolah tempat yang kondusif bagi orang miskin,,,
Sehingga semua anak Indonesia bisa...
Menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit



Buat anak didik ku
yang harus putus sekolah
maafkan jika belum bisa membantu lebih banyak
semoga Tuhan menggantinya dengan yang lebih baik.

Buat anak-anak asuh P2AF
yang harus bersekolah dalam kekurangan
tetaplah smangat dan bersabar
dekatkan diri kepada Tuhan
Semoga Ia memberikan buah manis dari perjuangan ini




GUNUNG API DI INDONESIA


Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Penyebaran Gunung Api di Indonesia
Sumatra : 30 buah
Jawa : 35 buah
Bali dan Nusa Tenggara: 30 buah
Maluku : 16 buah
Sulawesi : 18 buah
Jumlah : 129 buah


 

Ditemukan Gunung Berapi Terbesar
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan geologi, Bandung menilai penemuan gunung api raksasa setinggi 4.600 meter merupakan gunung api terbesar di Indonesia.

"Gunung Kerinci yang tingginya sekitar 3.800 meter dan Gunung Semeru sekitar 3.600 meter kalah dengan gunung yang baru ditemukan di perairan Bengkulu tersebut. Kalau gunung ini memang benar gunung api, maka gunung ini merupakan gunung api terbesar di Indonesia," kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Bandung, Surono, di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, bila gunung itu merupakan gunung merapi, maka sangat berbahaya bila meletus karena gunung yang berada di tengah laut itu bisa menimbulkan gelombang besar di permukaan laut, bahkan tsunami

Doa harus dipanjatkan kepada Allah SWT, semoga apa yang dikhawatirkan dari penemuan ini tidak terjadi, dan Masyarakat Indonesia selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin. 
 
 
Untuk Negara ku tercinta INDONESIA
Bangsa yang di cintai Allah
Dengan umat Islam terbesar di dunia
Musibah bertubi yang menimpa kita
 
Di bulan Oktober 2010 ini
Banjir Bandang di Wasior Papua,
Tsunami di Mentawai,
Gunung Merapi Meletus
 
Jadikan sebagai pelajaran dan sarana untuk bertaubat
Menyadari bahwa betapa kita sangat memerlukan perlindungan Allah
Dengan demikian,
Kita tinggalkan segala maksiat yang slama ini menjadi budaya
 
Budaya Korupsi
Ketidak adilan dalam penegakan hukum
Kecurangan berpolitik dan money politic
Keserakahan mengeruk uang rakyat
 
Malas dan tidak profesional menjalankan tugas
khusus untuk saya pribadi.... hehe:)
 
Dengan musibah ini
Semoga kita semua disadarkan
 
Sehingga,,,,
 
Habis Gelap, Terbitlah Terang
Dibalik Kesulitan terdapat Kemudahan
Bagi yang beriman dan mau berpikir.
 
 
 
 
 
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi#Klasifikasi_gunung_berapi_di_Indonesia
http://www.rileks.com/entertainment/ragam/omg/24198-unik-dunia-gunung-apiindonesia.html
http://khatulistiwa.info/gunung/gunung-berapi-di-indonesia.html

Sabtu, 30 Oktober 2010

AYO BER-QURBAN


Slama ini banyak diantara kita orang Islam yang mengira bahwa dalam melaksanakan perintah memotong hewan qurban saat hari raya Qurban disunahkan satu orang satu kambing. Ternyata satu kambing sudah mencukupi untuk satu keluarga (satu rumah) dan pahalanya mencakup seluruh anggota keluarga meskipun jumlahnya banyak atau bahkan yang sudah meninggal dunia.

Hal ini berdasarkan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang memotong seekor kibas/kambing dengan mengatas namakan Nabi Muhammad dan keluarganya, padahal saat itu istri nabi berjumlah sembilan orang.

Hadits Abu Ayyub radhiyallahu’anhu yang mengatakan, “Pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seseorang (suami) menyembelih seekor kambing sebagai qurban bagi dirinya dan keluarganya.” (HR. Tirmidzi dan beliau menilainya shahih, lihat Minhaajul Muslim, 264 dan 266).

Oleh karena itu, tidak selayaknya seseorang mengkhususkan qurban untuk salah satu anggota keluarganya tertentu, misalnya kambing 1 untuk anak si A, kambing 2 untuk anak si B, karunia dan kemurahan Allah sangat luas maka tidak perlu dibatasi.

Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berqurban untuk seluruh dirinya dan seluruh umatnya. Suatu ketika beliau hendak menyembelih kambing qurban. Sebelum menyembelih beliau mengatakan:”Yaa Allah ini – qurban – dariku dan dari umatku yang tidak berqurban.” (HR. Abu Daud 2810 & Al Hakim 4/229 dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 4/349).

Berdasarkan hadis ini, Syaikh Ali bin Hasan Al Halaby mengatakan: “Kaum muslimin yang tidak mampu berqurban, mendapatkan pahala sebagaimana orang berqurban dari umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”


JANGAN LEWATKAN

Berqurban merupakan amal yang paling dicintai Allah SWT pada saat Idul Adha. Sabda Nabi SAW : "Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya Qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban." (HR. At Tirmidzi).

Berdasarkan hadits itu Imam Ahmad bin Hambal, Abuz Zanad, dan Ibnu Taimiyah berpendapat, "Menyembelih hewan pada hari raya Qurban, aqiqah (setelah mendapat anak), dan hadyu (ketika haji), lebih utama daripada shadaqah yang nilainya sama." (Al Jabari, 1994).

Tetesan darah hewan qurban akan memintakan ampun bagi setiap dosa orang yang berqurban. Sabda Nabi SAW :
"Hai Fathimah, bangunlah dan saksikanlah qurbanmu. Karena setiap tetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kau lakukan.. ." (lihat Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah XIII/165).

SEJARAH QURBAN 

1. Zaman Nabi Adam As
Dilaksanakan oleh putra-putranya yaitu bernama Qabil dan Habil. Sebagai petani si Qabil mengeluarkan kurban dari hasil pertaniannya dan sebagai peternak si Habil mengeluarkan hewan-hewan peliharaanya untuk kurban.

Untuk siapa semua itu diqurbankan, padahal waktu itu manusia belum banyak. Diterangkan dalam sejarah, harta yang diqurbankan itu disimpan di suatu tempat yaitu di Padang Arafah yang sekarang menjadi napak tilas bagi para jemaah haji.

Habil mengeluarkan hewan diqurbankan dengan tulus ikhlas. Dipilih hewan yang gemuk dan sehat, dan dia taat terhadap petunjuk ayahnya Nabi Adam. Berbeda dengan si Qabil, Dia memilih buah-buahan yang jelek-jelek dan sudah afkiran.

Ketika keduanya melaksanakan qurban, ternyata yang habis adalah qurban yang dikeluarkan oleh si Habil sementara buah-buahan yang dikeluarkan si Qabil tetap utuh, tidak berkurang. 


Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 27 :
"Ceritakan kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari meraka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil), Ia berkata : "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil " Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa".


2. Zaman Nabi Ibrahim As
Diriwayatkan ketika Nabi Ismail putra kesayangan Nabi Ibrahim As, kira-kira berusia 6-7 tahun, tiba-tiba Allah memberi ujian kepada Nabi Ibrahim As, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash Shaffaat : 102 :
"Maka tatkala sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata : Hai anakku aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pemdapatmu " Ia menjawab: "hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".


3. Zaman Nabi Muhammad SAW
Zaman Nabi Muhammad SAW. Masalah kurban diceritakan kembali yaitu di dalam surat Al-Kautsar ayat 1-3:
"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadanya nikmat yang banyak, Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan Berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus".


ESESNSI QURBAN:

1. Sebagai syi'ar Allah SWT.
“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.” (Al-Hajj: 36)


2. Mahabbah, menimbulkan kasih sayang
Surat Al-MaaHuun ayat 1-7 : "Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan ) barang berguna".


3. Menolong agama Allah 
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa,” (QS. Al Hajj : 40)
 
Sayyid Qutb mengatakan,”Bagaimana orang-orang beriman menolong Allah sehingga mereka menegakkan persyaratan dan mendapatkan apa yang disyaratkan bagi mereka berupa kemenangan dan diteguhkan kedudukan ?” Beliau melanjutkan,”Sesungguhnya mereka memurnikan Allah dalam hati mereka dan tidak menyekutukan-nya dengan sesuatu baik syirik yang nyata maupun yang tersembunyi serta tidak menyisakan seseorang atau sesuatu pun bersama-Nya didalam dirinya. Dia menjadikan Allah lebih dicintai dari apapun yang dia cintai dan sukai serta meneguhkan hukum-Nya dalam keinginan, aktivitas, diam, saat sembunyi-sembunyi, terang-terangan maupun saat malunya, maka Allah akan menolongnya dalam diri mereka.


AGAR IBADAH QURBAN BERMAKNA:

1. Pilihlah hewan qurban yang bagus/terbaik
Hendaknya hewan yang diqurbankan adalah hewan yang gemuk dan sempurna. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala yang artinya, “…barangsiapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah maka sesungguhnya itu adalah berasal dari ketakwaan hati.” (QS. Al Hajj: 32).

Berdasarkan ayat ini Imam Syafi’i rahimahullah menyatakan bahwa orang yang berqurban disunnahkan untuk memilih hewan qurban yang besar dan gemuk.

Abu Umamah bin Sahl mengatakan, “Dahulu kami di Madinah biasa memilih hewan yang gemuk dalam berqurban. Dan memang kebiasaan kaum muslimin ketika itu adalah berqurban dengan hewan yang gemuk-gemuk.” (HR. Bukhari secara mu’allaq namun secara tegas dan dimaushulkan oleh Abu Nu’aim dalam Al Mustakhraj, sanadnya hasan)

2. Ikhlas karena Allah
Seseungguhnya semua orang itu merugi, kecuali mereka yang berilmu. Dan sesungguhnya semua orang yang berilmu itu merugi kecuali yang mengamalkannya. Dan sesungguhnya semua orang yang mengamalkan ilmunya merugi kecuali yang mengamalkan ilmunya dengan Ikhlas. (Imam Al-Ghazali)

3. Makanlah sedikit dari daging hewan yang di-qurbankan tersebut.
Daging kurban boleh dibagikan kepada tiga asnap menurut syariat. Boleh dimakan sekeluarga sendiri paling banyak 1/3 bagian, 1/3 bagian lagi untuk fakir miskin dan 1/3 bagian lagi untuk handai tolan dan kenalan. Boleh juga secara keseluruhan diserahkan kepada panitia dan terserah panitia yang membagikannya. Bila hanya minta pahanya saja bagi berqurban masih diperbolehkan asal bukan qurban nadzar.


UNTUNG RUGINYA BER-QURBAN

Nabi Muhammad SAW bersabda : "Tiap-tiap rambut yang dikurbankan adalah merupakan "Khair". Ungkapan "Khair" ini mengandung arti keselamatan, kesejahteraan, kebahagiaan, kemurahan Allah dan kalau orang sudah mendapatkan khairat maka berarti dia telah memperoleh segala-galanya dari Allah. Itulah hikmah daripada ibadah qurban.

Kurban wajib bagi orang yang mampu atau berkecukupan tapi bila tidak melaksanakan kurban, Nabi Muhammad SAW mengingatkan : "Barang siapa yang sudah mampu dan mempunyai kesanggupan tapi tidak berkurban, maka dia jangan dekat-dekat kemushallahku." Hadis tersebut merupakan sindiran bagi orang-orang yang mampu dan banyak harta tapi tidak mau berkurban. Wallaahu 'alam bish-showab




Sumber:
http://annuur.multiservers.com/sejarahqurb.html
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/fiqih-qurban.html
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/hamas-fatah-israel.htm